Perbedaan Atheisme dan Komunisme

Perbedaan antara Atheisme dan Komunisme

Apa perbedaan antara atheisme dan komunisme? Pertanyaan ini adalah salah satu pertanyaan khas orang Indonesia. Hasil dari pengajaran (atau mungkin tepatnya brainwash) pada masa orde baru. Banyak yang menganggap komunis adalah atheis dan atheis adalah komunis.
Perbedaan antara Atheisme dan Komunisme
Apa Perbedaan antara Atheisme dan Komunisme?

Dilihat dari sejarahnya, PKI (Parkai Komunis Indonesia) memang dikenal bermusuhan dengan golongan kyai. Stallin bersifat sangat anti agama dan Karl Marx mengatakan  “agama adalah candu”. Namun demikian, atheisme dan komunisme merupakan dua hal yang berbeda. Silahkan perhatikan pengertian keduanya di bawah ini untuk mengetahui perbedaan antara atheisme dan komunisme.

  1. Pengertian Ateisme: Atheisme adalah sebuah pandangan yang berisi penolakan terhadap klaim theis mengenai eksistensi Tuhan. 
  2. Pengertian Komunisme: komunisme adalah sebuah ideologi serta gerakan sosial, politik, dan ekonomi yang tujuan utamanya adalah untuk menciptakan masyarakat komunis yang dicirikan dengan berkurangnya kepemilikan personal pada hal-hal tertentu hingga penghapusan kelas sosial.

Sekilas Sejarah Komunisme di Indonesia dan Tuduhan Atheis


Berdasarkan definisi di atas saja, sebenarnya tidak perlu dipertanyakan lagi perbedaan atheisme dan komunisme. Namun demikian, argumen persamaan komunisme dan atheisme seringkali menyangkutpautkan serjarah komunisme yang erat dengan tokoh anti agama dan anti theistik. Selain itu, pergolakan PKI dengan kaum kyai di Indonesia juga semakin menguatkan asumsi bahwa komunis pastilah atheis. Tepatkah hal tersebut?

Lagi-lagi jawabannya tidak. Bagi banyak tokoh komunis, tak bisa dipungkiri agama adalah racun kemajuan bangsa. Namun, tak bisa dipungkiri pula bahwa hal itu tidak berlaku pada semua tokoh komunis. Contohnya Tan Malaka yang merupakan seorang muslim sekaligus anggota PKI. Harus diingat pula bahwa awalnya PKI merupakan bagian dari Sarekat Islam.

Pemahaman kebanyakan tokoh komunis yang anti agama tersebut sebenarnya lebih bersifat anti theistikdaripada atheistik. Sikap antitheisme  adalah sikap menolak theisme dalam berbagai bidang kehidupan. Komunisme memiliki sifat tersebut sebagaimana sekulerisme. Untuk menjadi komunis dan sekuler, seseorang tidak perlu tidak mempercayai klaim theisme. Mereka cukup menolak campur tangan agama dalam berbagai bidang kehidupan.

Seorang anti theistik pun bisa jadi masih percaya Tuhan. Hanya saja dia berpendapat bahwa membawa-bawa Tuhan dan dogmanya akan menyebabkan hal yang buruk seperti perpecahan masyarakat.

Hingga hari ini, perbedaan atheisme dan komunisme sudah semakin nyata dengan membesarnya persentase orang atheis di negara-negara demokratik seperti AS, Inggris, dan Jerman. Banyak atheis dari negara-negara tersebut memiliki pandangan liberalis kapitalis yang sangat bertentangan dengan komunisme. Ini menguatkan pandangan Freubach bahwa menjadi atheis saja tidak akan cukup membuat seseorang menjadi komunis.

Di lain pihak, banyak ajaran agama yang sebenarnya memiliki konten serupa dengan komunisme. Adanya ajaran untuk berbagi, untuk tidak serakah, untuk saling membantu, untuk meminimalisir profit yang “tidak perlu”, dan untuk bersifat selfless, selaras dengan paham komunisme (meski mungkin lebih pas dengan sosialisme). Persamaan ini memang banyak “dilupakan” orang karena pemahaman agama sering dipersepsi pada maslaah ketuhanan saja (*).

Sumber : http://dkst2.blogspot.co.id/2015/08/perbedaan-antara-atheisme-dan-komunisme.html
 http://anggapratamaaa.blogspot.co.id/2016/05/perbedaan-antara-atheisme-dan-komunisme.html

Comments

Popular posts from this blog

Matematika Diskrit (Logika Proposisi)

Wisata Purbalingga Kota Perwira (Part 2)