Cara Berpikir Kaum Atheis

Mau Mendebat Atheist, Inilah 11 Cara Berpikir Kaum Atheist yang Harus Anda Pahami

Anda takut berdebat dengan kaum atheist? Jangan takut dengan kaum yang bersimbol di atas. Ini 11 tipsnya. Dalam diskusi, para pengikut agama dan tuhan sering kedodoran melawan kaum atheist. Para pengikut ajaran ideologi atheist sering membuat para pengikut agama kalang kabut menjawab mereka. Menghadapi kaum atheist, para pengikut agama sering sekali menjadi pihak yang bertahan dalam diskusi tentang tuhan dan agama. Argumentasi para kaum atheist sangat sulit dipatahkan oleh kaum pengikut agama. Sering kali kaum agama terpana dengan berbagai ajaran atheist yang sulit dibantah. Mari kita amati 11 cara berpikir kaum atheist sebagai salah satu upaya untuk menjawab pertanyaan mereka sebagai bekal diskusi bagi para pengikut agama dengan hati gembira ria senang sentosa bahagia suka-cita riang pesta-pora suka-suka senantiasa selamanya.
Pertama, kaum atheist menggunakan logika dan skeptisisme sebagai dasar berpikir. Nah jika cara berpikir Anda menggunakan ayat-ayat tuhan dan bahkan tidak logis, dipastikan Anda akan menjadi bulan-bulanan kaum atheist dalam berdiskusi.
Jadi, dalam diskusi dengan kaum atheist Anda harus mengeluarkan argumentasi logis dan jangan dari ayat-ayat tuhan karena mereka tidak percaya.
Kedua, kaum atheist tidak memercayai tuhan seperti cara berpikir kaum pemercaya tuhan dan agama. Tuhan dan agama bagi kaum atheist adalah keajaiban dan absurditas yang luar biasa. Bagi kalangan atheist, tuhan – dan juga alam semesta serta manusia – adalah keajaiban yang mereka sendiri tak mampu jawab.
Jadi, mendiskusikan tuhan dan agama dengan kaum atheist dengan dasar kepercayaan konvensional tak akan pernah mampu mendapatkan kesepahaman dengan mereka … dan Anda akan kalah dalam debat.
Ketiga, kaum atheist membedakan dan tidak menyangkut-pautkan tuhan dengan agama. Kaum atheist sama sekali tidak mau menerima argument yang terkait dengan tuhan dan agama. Tuhan dan agama adalah penemuan manusia. Alam pun tercipta secara ajaib tanpa pernah dibuat oleh tuhan. Namun, kalau ditanya secara detail awal mula terbentuknya alam semesta para kaum atheist juga tak mampu menjawab dengan jelas.
Jadi, Anda harus hindari mencampur-adukkan tuhan dan agama ketika berdiskusi dengan kaum atheist.
Keempat, kaum atheist menganggap keberadaan dirinya sebagai bagian dari keberadaan alam semesta. Nah, kaum atheist sangat memahami keterbatasan diri mereka di alam semesta. Kaum atheist melihat diri mereka begitu rapuh – sekaligus superior – di alam semesta, dengan kekaguman terhadap alam semesta melebihi para pemercaya tuhan dan agama.
Jadi, kalau Anda menyatakan argument, pencipta, makhluk, yang menunjukkan penciptaan di luar evolusi, maka dipastikan Anda akan menjadi bulan-bulanan mereka.
Kelima, pertanyaan tentang asal-usul alam semesta yang rumit membuat kaum atheist percaya tidak ada yang menciptakan alam semesta. Kaum atheist begitu skeptisnya terhadap penciptaan dan asal-usul alam semesta, hingga ketika ada pendapat tentang alam semesta yang diciptkan oleh tuhan, maka pendapat itu dianggap klasik, kuno, lama, biasa dan ya begitulah.
Jadi, jika serta merta Anda dalam berargumentasi menanyakan kepada kaum atheist: “Siapa yang menciptakan Anda?”, maka pertanyaan itu dianggap pertanyaan guru TK kepada murid-muridnya. Anda dianggap cetek dan dangkal pola pikir Anda.
Keenam, keberadaan manusia sebagai pangkal mula eksistensi keberadaan tuhan. Salah satu hal yang unik dari para atheist adalah menempatkan diri mereka sebagai titik awal keberadaan tuhan. Argumentasi mereka terbalik dengan kaum pemercaya tuhan – dan agama. Eksistensi tuhan yang dianggap dimulai dari eksistensi manusia yang berevolusi.
Jadi, Anda harus tahu bahwa menempatkan tuhan sebagai ‘sebab tanpa sebab’, sebagai ‘pencipta awal tanpa diciptakan’, sebagai ‘sebab tanpa penyebab’ dianggap sebagai pemahaman ideology yang umum dan tak istimewa.
Ketujuh, kaum atheist senang berdiskusi dengan kaum theist dan juga kaum pemercaya agama untuk menguatkan dan memuaskan dahaga intelektualitas dan logika mereka. Kaum atheist yang benar-benar akan sangat senang berdiskusi dengan kaum theist. Melihat kaum theist tak mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan logis kaum atheist, dahaga superioritas intelektual mereka terobati.
Jadi, jangan pernah berpikir kaum atheist membenci Anda sebagai pemercaya tuhan dan agama. Kaum atheist hanya menguji kemampuan logika mereka sendiri dan rasa skeptis mereka yang perlu penyaluran.
Kedelapan, kaum atheist sama dengan kaum theist sering kali begitu fanatik dan radikal dalam memegang prinsip ke-atheist-an mereka. Seperti kaum theist, kaum atheist juga memiliki kaum yang berpandangan radikal dan bahkan meremehkan pendapat kaum theist. Kaum atheist KW – sama dengan kaum theist KW – dan bukan atheist unggulan, akan menyerang dan membenci kaum theist.
Jadi, ini bertolak belakang dengan para pemercaya atheist unggulan bukan atheist KW. Atheist KW pemikirannya dangkal seperti para kaum theist yang pemahaman kepada tuhan dan agama dangkal.
Kesembilan, kaum atheist akan menjadi theist jika dalam perdebatan secara fair kaum theist mampu mematahkan argument kaum atheist. Nah, kaum atheist pun ada yang goyah dalam diskusi sehingga mereka menjadi theist.
Jadi, Anda harus tetap optimis dalam berdebat dengan kaum atheist dan ada kesempatan kecil bagi Anda, kaum theist untuk memenangi debat melawan kaum atheist.
Kesepuluh, kaum atheist terus berusaha mencari pembenaran dan kebenaran sampai akhir hayat dengan membawa keraguan yang tak akan pernah padam. Bagi kaum theist, kepasrahan dan sikap skeptis jauh dari pikiran. Kaum theist menyandarkan banyak hal kepada tuhan dan takdir. Karena kaum atheist sangat skeptis, hal yang paling menarik adalah pembuktian kebenaran akan keyakinan atheist mereka setelah mati.
Jadi, sampai kapan pun kaum atheist tak akan pernah menghilangkan sikap keraguan dan skeptis yang menjadi dasar pola pikir keyakinan mereka. Jadi, jika sudah tampak lawan diskusi Anda sebagai atheist Ori, maka Anda harus bersiap tak akan pernah mampu bisa mematahkan argument mereka.
Kesebelas, kaum atheist membawa kemenangan secara psikologis dengan melawan pertanyaan penting yang tak mampu mereka jawab sendiri: dari mana awal alam semesta? Kaum atheist selalu tak mampu menjawab pertanyaan ini dan selalu akan menghindari pertanyaan ini. Penjelasan berdasarkan ilmu pengetahuan dan sains yang akan mereka paparkan. Sementara Anda sebagai pemercaya tuhan – dan kadang sekalian agama – tak akan merasakan kegelisahan teramat sangat seperti kaum atheist.
Jadi, jika Anda memahami agama dan tuhan secara benar dan keyakinan agama dan tuhan bukan KW atau KTP, maka Anda akan merasa nyaman, senyaman kaum atheist Ori, bukan kaum atheist KW.
Demikian 11 bekal bagi Anda kaum theist untuk berdebat dengan kaum atheist di mana pun Anda berada. Pengalaman saya, sebagai seorang filsuf, saya belum pernah kalah berdiskusi dengan kaum atheist, dengan cara memahami mereka. Di samping berdiskusi bukan mencari menang dan kalah. Dan yang lebih penting, kaum atheist tidak pernah bisa membuktikan kalau tuhan 100% tidak ada. Nah, lho. Dan, acap kali kaum theist juga selalu gagal jika dimintai bukti 100% tuhan ada oleh kaum theist secara logika - bukan karena ayat-ayat kitab suci. 1-1.
Sumber : http://www.kompasiana.com/ninoy/mau-mendebat-atheist-inilah-11-cara-berpikir-kaum-atheist-yang-harus-anda-pahami_55cf106d9397737d0ee587f9

Comments

Popular posts from this blog

Matematika Diskrit (Logika Proposisi)

Wisata Purbalingga Kota Perwira (Part 2)

Perbedaan Atheisme dan Komunisme